Penyebab Kemandulan pada Wanita. Pasangan subur biasanya akan mendapatkan calon anak setelah 6 bulan - 1 tahun berhubungan seks. Tapi jika lebih dari setahun belum ada tanda-tanda istri hamil sebaiknya suami istri melakukan pemeriksaan. Karena penyebabnya bisa dari wanita atau pria.
Dalam sepertiga kasus kesuburan, masalah terletak pada saluran reproduksi wanita. Mungkin terdapat ganguan fisik, seperti kerusakan pada tuba faloppi. Namun, penyebab kelainan bisa tidak diketahui atau berupa kombinasi dari beberapa gangguan.
Berikut penyebab kemandulan pada wanita seperti dikutip dari The Human Body Book karangan Steve Parker yang diterbitkan Erlangga.
1. Tuba Faloppi Rusak
Kerusakan Tuba Faloppi, yang menimbulkan jaringan parut dan perubahan bentuk, dapat menghilangkan pergerakan telur.
Tuba faloppi dapat tersumbat akibat endometriosis (adanya potongan lapisan uterus yang menempel pada jaringan tuba), penyakit inflamasi pelvis (PID), yang sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual, seperti klamidia, dapat tidak diketahui saat infeksi, serta alat kontrasepsi IUD atau spiralnya dapat meningkatkan risiko terjadinya PID.
2. Endometriosis
Potongan endometrium tersangkut tuba ini atau yang satunya, mengakibatkan sumbatan dan perubahan bentuk, dan membuat tuba tidak dapat dilewati telur.
3. Kelainan Uterus
Walaupun kelainan struktur uterus jarang ditemukan, hal ini berpotensi menimbulkan masalah kesuburan. Uterus bisa tidak berkembang dengan baik saat tahap janin dan akibatnya dapat berbentuk aneh atau salah.
Berbagai tumor besar dan jinak (mioma) di dinding otot uterus dapat mengurangi luas ruangan dalam organ tersebut dan menimbulkan perubahan bentuk uterus. Tindakan bedah uterus atau penyakit radang uterus dapat juga mempengaruhi struktur uterus dan mungkin menyebabkan ganguan kehamilan di kemudian hari.
4. Mioma
Sebuah pertumbuhan yang besar dan jinak terlihat mendorong dinding uterus ke dalam sehingga mengurangi ukuran rongga dalam uterus dan mengubah bentuk organ.
5. Gangguan Serviks
Serviks, atau leher rahim, menghasilkan lendir yang biasanya kental, tepat sebelum ovulasi, saat kadar estrogen meningkat, lendir berubah menjadi kurang kental sehingga sperma dapat masuk. Jika kadar estrogen rendah atau jika terdapat infeksi dalam saluran reproduksi, lendir dapat tetap kental dan tidak dapat ditembus sperma.
6. Antibodi Terhadap Sperma
Beberapa wanita, dengan sebab yang tidak jelas, membentuk antibodi terhadap sperma pasangannya. Saat sperma berenang dari vagina ke serviks, antibodi menyerang dan melumpuhkan sperma, sehingga menghalangi usaha pembuahan.
7. Gangguan Ovulasi
Perubahan yang terjadi pada pola ini berpotensi menimbulkan gangguan kesuburan. Inti permasalahan dapat berkisar dari tidak adanya pelepasan telur sampai pelepasan telur secara tidak teratur.
Selengkapnya
0 comments:
Post a Comment